KERAJAAN SORGA DlUMPAMAKAN
DENGAN SEPULUH ANAK DARA


 

Saudara . . . , yang sedang mengunjungi kami, telah meminta kepada saya untuk memberikan sebuah pelajaran mengenai Kerajaan. Maka dengan pertolongan Allah saya akan mencoba berusaha sebaik-baiknya mengemukakan fakta-fakta tertentu mengenai masalah itu. Marilah kita membaca,

Matius 24 : 42, 43:
"Oleh sebab itu berjaga-jagalah, karena tidak kamu ketahui jam berapa Tuhanmu akan datang. Tetapi ketahuilah ini, bahwa jika tuan rumah yang baik itu sudah tahu sebelumnya pada penjagaan yang mana pencuri itu akan datang, maka ia sudah akan berjaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar."

Ayat-ayat ini membawakan pendapat, bahwa tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatangan Tuhan itu, dan karena itulah Tuhan menasehatkan kepada umat-Nya supaya bersiap-siaplah selalu pada segala waktu. Kemudian Ia memberikan gambaran, bahwa sekiranya seseorang tahu, bahwa seorang pencuri hendak mencoba membongkar masuk ke rumahnya pada sesuatu waktu, ia tentunya akan berjaga-jaga menungguinya. Tetapi kenyataannya adalah, bahwa tidak seorang pun tahu dengan tepat kapan pencuri itu akan masuk.

Matius 24 : 44, 45:
"Oleh sebab itu hendaklah kamu juga bersedia, karena Anak Manusia akan datang dalam sesuatu jam sedemikian yang tidak kamu sangka-sangka. Jadi siapakah seorang hamba yang setia dan bijaksana itu, yang telah diangkat oleh Tuannya menjadi penguasa atas rumah tanggaNya, untuk memberikan kepada mereka makanan pada waktunya?"

Ini berarti, bahwa ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang akan disebut hamba-hamba yang setia dan bijaksana. Mereka harus memberikan makanan pada waktunya.

Matius 24 : 46:
"Berbahagialah hamba itu, yang sewaktu Tuannya datang, Ia akan mendapatinya sedang berbuat sedemikian itu."

Kita sebagai sebuah persekutuan agama, sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, seharusnya mampu memikirkan pelajaran yang terkandung di dalam ayat-ayat ini. Menurut ayat 45, Tuhan telah mengangkat seseorang menjadi penguasa atas rumah tanggaNya. Siapakah gerangan orang itu di dalam sidang Allah, di dalam persekutuan agama? Sekiranya kita harus mengaitkan hal ini kepada seseorang, maka ia itu tak dapat tiada terkait kepada Presiden dari General Conference yang mengepalai semua pekerjaan. Dan memang, karena tanggung jawabnya tersebar di seluruh gereja-gereja dan terbagi dengan dinas kependetaan yang dikendalikannya, maka dengan sendirinya mereka semua adalah termasuk dalam apa yang sedang dikatakan Kristus di sini. Itulah satu-satunya perkara yang dimaksudkannya.

Matius 24 : 45:
"Jadi siapakah seorang hamba yang setia dan bijaksana itu, yang telah diangkat oleh Tuannya menjadi penguasa atas rumah tanggaNya, untuk memberikan kepada mereka makanan pada waktunya?"

Bukankah makanan pada waktunya itu ialah sebuah pekabaran yang berasal dari Allah yang khusus dialamatkan kepada umatNya dan berlaku bagi zaman ini? Nama lain bagi ‘makanan pada waktunya’ ialah 'Kebenaran Sekarang.' Jadi, dengan demikian, hamba itu harus memberikan kepada rumah tangganya Kebenaran Sekarang.

Matius 24 : 46:
"Berbahagialah hamba itu, yang sewaktu Tuannya datang, Ia akan mendapatinya sedang berbuat sedemikian itu."

Jika yang kita terapkan sekarang adalah benar, bahwa yang sedang dibicarakan ini ditujukan kepada gereja, yaitu sidang, tepat menjelang kedatangan Tuhan, maka kita harus memahami, bahwa Allah menghendaki agar hamba-hambaNya memberikan kepada isi rumah tanggaNya makanan pada waktunya sampai Ia datang.

Matius 24 : 47:
"Sesungguh-sungguhnya aku mengatakan kepadamu, bahwa Ia akan mengangkatnya menjadi penguasa atas semua harta kekayaanNya."

Ayat ini berisikan pengertian, bahwa Allah masih belum mengangkat hamba-Nya menjadi penguasa atas semua harta kekayaanNya. Tetapi apabila Ia benar-benar membuktikan dengan cara memenuhi janjiNya yang setia untuk memberikan kepada rumah tanggaNya makanan pada waktunya sampai Tuhan datang, maka Allah akan menjadikan dia penguasa atas semua harta kekayaanNya. Itulah janjinya.

Matius 24 : 48 - 50:
"Tetapi dan jika hamba yang jahat itu kelak mengatakan dalam hatinya, Tuanku memperlambat kedatanganNya; lalu kelak mulai memukul para sesama hambanya, lalu makan dan minum bersama-sama dengan orang-orang pemabuk; maka Tuan dari hamba itu akan datang pada sesuatu hari sewaktu ia tidak mengharap-harapkanNya, dan pada sesuatu jam yang tidak disangka-sangkanya."

Sekiranya tidak seorang pun akan mengetahui hari dan jam itu sampai Tuhan datang, maka bagaimanakah mungkin hamba ini sadar akan hari dan jam itu? Adakah anda melihat bahwa pernyataan yang satu tampaknya berlawanan dengan pernyataan lainnya? Tidak seorang pun tahu akan jam itu, akan hari itu. Oleh sebab itu, umat Allah harus bersiap-siap menghadapi peristiwa itu yang akan jadi pada hampir setiap saat; maka jika hamba ini tidak dengan setia melaksanakan tugas-tugasnya, maka pada menjelang Tuhan datang hamba itu tidak akan menyadarinya. Bukankah itu yang anda pahami mengenai kedua pernyataan ini? Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu.

Ilustrasi ini bukan diberikan kepada kita saja, melainkan juga kepada semua umat Allah semenjak dari saat ia itu ditulis, maka kepada mereka telah diamarkan supaya bersedia pada segala waktu karena tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatangan-Nya. Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu. Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya. Tetapi apakah bahayanya di sini? Apakah yang telah membuat hamba itu mulai makan dan minum bersama-sama dengan orang-orang pemabuk? --- "Mereka mengatakan, bahwa Tuhan memperlambat kedatanganNya."

Hanya ada dua kesempatan sepanjang sejarah sidang di mana orang bersungut-sungut, bahwa Tuhan memperlambat kedatanganNya. Mereka itu ialah orang-orang Kristen yang pertama atau yang mula-mula, yang telah mengharapkan Tuhan datang secepatnya. Mereka benar-benar mengira kedatangan itu tidak akan terlalu lama sebelum Tuhan datang dalam cara yang sama dengan kepergianNya dahulu. Tetapi, heran, hampir 2000 tahun berlalu semenjak janji itu diberikan, tetapi Tuhan belum juga muncul. Demikian itulah terdapat kesempatan bagi umat Kristen yang mula-mula itu untuk bersungut-sungut, bahwa Tuhan telah memperlambat kedatanganNya.

Tetapi kita bukan sedang membicarakan kekecewaan pada permulaan sidang Kristen. Kita sebaliknya sedang membicarakan mengenai waktu apabila Tuhan akan benar-benar datang --- di akhir zaman. Anda tahu, bahwa ada suatu umat pada sejarah sidang yang terakhir ini yang juga mengharapkan Tuhan datang jauh sebelum sekarang. Saya pikir anda akan mengatakan, bahwa mereka itu adalah para pengikut Miller. Tetapi untuk ini saya tidak dapat menyetujuinya, karena tidak ada penundaan bagi mereka. Mereka telah menetapkan tanggal bagi kedatangan Kristus, tetapi hasilnya bagi mereka bukan suatu kelambatan, melainkan suatu kekecewaan yang pahit. Sungguhpun demikian, umat Masehi Advent Hari Ketujuh semenjak tahun 1844 percaya, bahwa dalam masa hidup mereka, yaitu dalam generasi mereka, Tuhan akan datang dan membawa mereka ke sorga. Anda yang sudah lama menjadi anggota Masehi Advent Hari Ketujuh atau pun yang baru, mengetahui bahwa itulah harapan mereka. Tetapi, sebaliknya banyak dari mereka itu kini berada di dalam kubur-kuburnya.

Pada hari-hari permulaan gereja-gereja kita biasanya menggantungkan suatu lambang di dalamnya yang berbunyi sebagai berikut: "Injil diberitakan ke seluruh dunia dalam generasi ini." Lambang-lambang itu sudah lama diturunkan. Seratus tahun yang lalu setiap orang yang mengenal orang-orang Advent mengerti apa yang telah merupakan harapan-harapan kita, tetapi sekarang tidak lagi demikian halnya.

Saya juga dapat mengenangkan kembali, bahwa sesudah saya menjadi seorang Masehi Advent Hari Ketujuh saya mendengar saudara-saudara mengatakan, bahwa Tuhan akan datang hampir pada setiap saat. Tetapi Tuhan belum juga datang. Mereka secara keliru menyimpulkan, bahwa Tuhan akan datang dalam beberapa tahun lagi, tetapi adalah menjadi kerugian mereka, karena setelah waktunya berlalu mereka telah menjadi acuh tak acuh. Kemudian kita melihat, bahwa sesuai segala harapan kita yang mula-mula sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, Tuhan ternyata telah memperlambat kedatanganNya. Maka karena tidak satu pun umat yang lain di seluruh dunia Kristen pernah mengharapkan Tuhan datang seperti yang diharapkan oleh orang-orang Adventists, maka pelajaran ini tak dapat tiada berlaku hanya bagi kita saja.

Lagi pula, pada waktu pertama sekali umat Allah mengharapkan Tuhan untuk datang segera, semua mereka tampaknya menyesuaikan diri kepada berbagai peraturan makanan yang telah diberikan kepada sidang untuk mempertahankan mereka terpisah dari dunia. Tetapi setelah umat Allah berpikir, bahwa Tuhan telah memperlambat kedatanganNya, maka apakah yang mereka perbuat? --- Mayoritas mereka lalu mengesampingkan kebiasaan-kebiasaan Adventists mereka dalam hal makan dan hidup. Mereka tampaknya tidak mengerti, bahwa resep bentuk kehidupan mereka sebagaimana yang diwajibkan Allah kepada mereka itu tidak terbatas sampai waktu tertentu saja, melainkan ia itu mengikat mereka sampai Tuhan datang.

Apakah yang akan Tuhan perbuat mengenai mereka yang telah menjadi acuh tak acuh, karena menyangka Tuhan memperlambat kedatanganNya? Marilah kita baca,

Matius 24 : 48 - 51:
"Tetapi dan jika hamba yang jahat itu kelak mengatakan dalam hatinya, Tuanku memperlambat kedatanganNya, lalu akan mulai memukul para sesama hambanya, lalu makan dan minum bersama-sama dengan orang-orang pemabuk; maka Tuan dari hamba itu akan datang pada sesuatu hari sewaktu ia tidak mengharap-harapkanNya, dan pada sesuatu jam yang tidak disangka-sangkanya, lalu akan membunuhnya, dan menempatkan bagiannya bersama-sama dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan keretak gigi."

Betapa mengerikan kekecewaan itu yang akan menjadi bagian orang-orang yang selama sesuatu waktu pernah menunggui kedatangan Tuhan, pernah mengikuti rencanaNya, tetapi kemudian beralih meninggalkannya! Kepada mereka inilah Tuhan datang sewaktu mereka sedang tidak mengharap-harapkanNya.

Matius 25 : 1:
"Pada waktu itu Kerajaan Sorga akan diumpamakan dengan sepuluh anak dara, yang membawa pelita-pelita mereka, lalu pergi keluar menyambut Mempelai Pria."

Ayat ini dimulai dengan perkataan "pada waktu itu," yang menunjukkan bahwa ia itu terjadi pada masa Tuhan datang sebagaimana dibicarakan di dalam ayat sebelumnya. Dengan perkataan lain, pada masa Tuhan datang, Kerajaan itu akan diumpamakan dengan sesuatu. Kerajaan Allah sebagai sebuah kerajaan yang dimahkotai belum ada sekarang, sebagai yang anda ketahui. Jadi apakah yang dimaksudkan di sini dengan Kerajaan itu? Ia itu dimaksudkan kepada orang-orang yang merupakan calon-calon bagi kewarga-negaraan di dalamNya. Siapakah yang akan merupakan warga bagi Kerjaan Allah itu kalau mereka adalah bukan sidang? Jadi orang-orang yang membentuk sidang Allah itulah yang akan diumpamakan dengan sepuluh anak dara.

Matius 25 : 2 - 5:
"Maka lima dari antara mereka itu adalah bijaksana, tetapi lima lainnya adalah bodoh. Mereka yang bodoh itu membawa pelita-pelitanya, tetapi tidak membawa minyak sertanya; tetapi mereka yang bijaksana itu membawa minyak di dalam botol-botolnya bersama-sama dengan pelita-pelita mereka. Selagi Mempelai Pria itu terlambat datangnya, maka mengantuklah mereka semuanya lalu tertidur."

Apabila hal ini jadi sidang akan diumpamakan dengan sepuluh anak dara, dan dara-dara yang bodoh itu membawa pelita-pelitanya dengan baik, tetapi mereka tidak membawa sertanya minyak tambahan selain apa yang sudah ada di dalam pelita-pelitanya saja. Oleh sebab itu mereka tidak memiliki cadangan minyak ekstra. Apakah yang dilambangkan dengan minyak? Apabila dipakai dalam pelita, maka ia itu akan memberikan terang yang menerangi jalanmu, bukan? Dalam bidang kerohanian ia itu berarti pengertian akan nubuatan-nubuatan Alkitab, yaitu satu-satunya yang membuat anda mengerti ke mana anda sedang berjalan.

Hanya lima dari anak-anak dara itu yang memiliki minyak ekstra. Mereka telah memanfaatkan sendiri minyak tambahan itu, sehingga dapat mereka mengisi kembali pelita-pelitanya apabila minyak yang berada di dalam pelita-pelitanya itu akan habis sebelum mereka mencapai tujuannya.

Terang yang telah datang dalam tahun 1844 untuk menerangi jalan ke depan ialah kebenaran tentang Pehukuman atau Pengadilan terhadap Orang-orang Mati yang dimulai pada waktu itu. Mereka yang menyambut terang ini menamakan dirinya orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh terhitung semenjak dari saat itu dan seterusnya. Dalam kata-kata yang dipakai dalam perumpamaan ini, mereka itu mengisi pelita-pelitanya dengan minyak yang melambangkan pekabaran Pengadilan terhadap Orang-orang Mati. Kemudian datanglah waktu penundaan itu.

Memang benar, bahwa para pengikut Miller itu mengharapkan Tuhan datang ke bumi bagi umat kesucian pada sesuatu tanggal dalam tahun 1844, tetapi Ia tidak muncuI. Oleh sebab itu, mereka menyimpulkan, bahwa mereka tak dapat tiada telah membuat kekeliruan, dan mereka tidak lagi dikenal oleh sesuatu nama. Orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuhlah yang telah mengharapkan Tuhan datang bukan pada sesuatu hari tertentu, melainkan dalam suatu generasi, dalam suatu masa periode tertentu. Tetapi karena Ia tidak datang, maka mereka menyimpulkan, bahwa Tuhan memperlambat kedatanganNya.

Matius 25 : 5, 6:
"Selagi Mempelai Pria itu terlambat datangNya, maka mengantuklah mereka semuanya lalu tertidur. Tetapi pada tengah malam terdengarlah suatu seruan: Tengoklah, Mempelai Pria itu datang, keluarlah kamu menyambut Dia."

Seruan untuk menyambut Mempelai Pria itu datang sesudah masa penundaan itu.

Matius 25 : 7 - 12:
"Kemudian bangunlah semua anak dara itu, lalu membenahi  pelita-pelita mereka. Maka kata yang bodoh itu kepada yang bijaksana, Berikanlah kami minyakmu, karena pelita-pelita kami hendak padam. Tetapi sahut yang bijaksana itu, katanya, Jangan begitu, nanti tidak akan cukup bagi kami maupun kamu; sebaiknya pergilah kamu kepada mereka yang menjual, dan belilah bagi dirimu. Maka selagi mereka itu pergi membeli, datanglah Mempelai Pria itu; lalu mereka yang sudah siap itu masuk bersamaNya ke perkawinan itu; lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga dara-dara yang lain itu, sambil mengatakan, Tuan, Tuan, bukakanlah bagi kami. Tetapi Ia menjawab dan mengatakan, Sesungguh-sungguhnya Aku mengatakan kepadamu, Aku tidak mengenal kamu".

Suatu pengumuman akan dibuat, bahwa Mempelai Pria itu datang. Semua anak dara itu akan bangun olehnya. Sekiranya pengumuman itu akan datang dari General Conference, anda mengetahui, bahwa semua anggota akan mengisi botol-botol mereka dengan minyak dan semua akan membawanya. Sungguh pun demikian kenyataannya adalah, bahwa seruan itu bukan datang dari sana.

Kepada kita diceriterakan, bahwa semua mereka membenahi pelita-pelitanya. Apakah yang terkandung dalam peristiwa itu? Kita dapat menyimpulkan, bahwa sementara seruan itu menggema orang-orang itu membenahi pelita-pelita mereka dengan minyak yang ada di dalamnya. Dengan perkataan lain, mereka mulai menerapkan pekabaran mereka menghadapi berbagai keadaan dan peristiwa yang sudah berubah. Tetapi apakah yang terjadi? Pelita-pelita itu mulai padam. Itu menunjukkan, bahwa apa yang telah kita harapkan akan jadi ternyata tidak jadi; sebaliknya sesuatu yang lain yang jadi.

Orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sedang mengharapkan datangnya perang Armageddon yang akan jadi berikutnya, Setelah mereka menyaksikan sesuatu yang berbeda datang sebagai penggantinya, maka mereka akan menjadi bingung. Pada waktu itulah mereka akan menyadari, bahwa minyak di dalam pelita-pelitanya (pekabaran mengenai Pehukuman Orang Mati) tidak cukup untuk mengendalikan mereka melalui keadaan ini. Kemudian mereka akan ingin mendapatkan minyak tambahan (terang tambahan - pekabaran mengenai Pehukuman Orang Hidup) yang sebelumnya telah tersedia bagi mereka tetapi mereka lalai menyambutnya. Karena merasa kebutuhannya yang mendesak, maka mereka akan memintanya dari orang-orang yang memilikinya. Tetapi ia itu akan terlambat. Pada saat mereka tiba di tempat pertemuan Mempelai Pria, mereka menemukan Dia sudah masuk dan sudah menutup pintu. Mereka mengetok, menghimbau, disangkanya Ia pasti akan membuka pintu dan menyambut mereka di dalam. Namun sebaliknya, apa kata-Nya kepada mereka? --- "Sesungguh-sungguhnya Aku mengatakan kepadamu, Aku tidak mengenal kamu." Dan pintu itu tetap tertutup. Masa kasihan telah berakhir bagi mereka.

Marilah kita sekarang menandai pribadi-pribadi yang berlainan yang dimasukkan. Di sini terdapat seorang mempelai pria. Tetapi manakah mempelai wanitanya? Dan siapakah anak-anak dara itu? Seruan itu berbunyi, "Tengoklah, Mempelai Pria itu datang." Seruan ini bukan ditujukan kepada mempelai wanita, melainkan kepada anak-anak dara itu. Anak-anak dara itu hanya dapat melambangkan tamu-tamu. Siapakah mempelai wanita itu? Marilah kita menoleh kepada Wahyu pasal 21 mencari bantuan untuk mengidentifikasi siapa mempelai wanita itu:

Wahyu 21 : 9, 10:
"Maka datanglah kepadaku seorang dari tujuh malaikat pembawa tujuh cawan yang penuh dengan tujuh bela yang terakhir itu, lalu berbicaralah ia kepadaku, katanya: Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu mempelai wanita itu, yaitu isteri dari Anak Domba itu. Lalu dibawanya aku pergi dalam Roh ke sebuah gunung besar yang tinggi, lalu ditunjukkannya kepadaku kota yang besar itu, Yerusalem yang suci itu, yang turun dari sorga dari Allah."

Isteri dari Anak Domba itu ialah kota ini. Yahya menyaksikan  pondasi-pondasi, tembok-tembok dan bangunan-bangunan dari Kota Suci itu; ia tidak melihat orang-orang. Ia menamakan kota itu isteri dari Anak Domba itu. Jika kota itu ialah isteri dari Anak Domba, dan jika anak-anak dara itu adalah mereka yang akan menyambut Mempelai Pria itu, maka siapakah mempelai wanita itu? --- Kerajaan itulah yang tak dapat tiada merupakan mempelai wanita itu. Umat dari sidang Allah ialah tamu-tamu itu dan mereka dilambangkan dengan anak-anak dara. Hal yang sama itu pun benar dalam perumpamaan ini karena kita menemukan dalam perumpamaan mengenai Raja yang datang memeriksa para tamu yang menghadiri perkawinan itu, salah satu dari mereka ditemukanNya tanpa memakaikan pakaian kawin. Orang-orang yang diperiksaNya itu adalah tamu-tamu. Jadi kesimpulannya adalah: orang-orang itu iaIah para tamu, Kerajaan itu ialah mempelai wanita, dan Tuhan ialah Mempelai Pria.

Lagipula, dalam perumpamaan yang sedang kita pelajari sekarang, apakah Tuhan datang ke bumi di mana sepuluh anak dara itu berada? Ya, benar, karena Ia datang di mana anak-anak dara yang tidak patut maupun anak-anak dara yang patut itu sama-sama berada. Jika Ia datang ke bumi lalu menutup atau membuka sendiri pintuNya, itu menunjukkan, bahwa Ia memiliki sebuah tempatNya sendiri. Jadi Ia akan datang ke KerajaanNya, maka jika para tamu tidak masuk pada waktunya melalui pintu, mereka akan kecewa apabila mereka mengetok tetapi pintu tidak akan dibuka baginya.

Karena kedatangan Mempelai Pria ini adalah jelas bukan kedatangan kedua kali Kristus yang tampak itu untuk membawa ke sorga umatNya yang akan menyambutNya di awan-awan, maka kita hendaknya mampu mencarikan di dalam Alkitab sesuatu yang lebih banyak membicarakan hal itu. Marilah kita melihat pada,

Matius 25 : 31, 32:
"Apabila Anak Manusia kelak datang dalam kemuliaanNya, dan semua malaikat suci bersama-sama denganNya, maka Ia akan duduk pada takhta kemuliaanNya; maka di hadapanNya akan dihimpun segala bangsa; lalu Ia akan memisahkan mereka itu satu daripada lainnya, bagaikan seorang gembala memisahkan domba-dombanya daripada kambing-kambing."

Adakah ayat-ayat ini mengatakan, bahwa Anak Manusia akan turun di atas sebuah awan di mana orang-orang suci yang bangkit bersama-sama dengan umat kesucian yang hidup akan menemuiNya di udara seperti dalam 1 Tesalonika 4:16, 17? Benarkah itu seperti yang baru kita baca? --- Tidak. Dikatakannya di sini, bahwa pada kedatangan ini Ia akan menghimpun semua bangsa di hadapanNya, lalu kemudian Ia akan duduk pada sebuah tahta dan memisah-misahkan mereka. Ia akan menaruh "kambing-kambing" pada sebelah kiri dan "domba-domba" pada sebelah kanan. Lagi pula, Ia akan memberitahukan kepada masing-masing dari kedua kelas orang-orang itu apa yang sudah mereka perbuat atau tidak berbuat sehingga membuat mereka diadili dan dipisahkan sedemikian ini.

Sudahkah anda melihat dengan jelas mengapa kita membutuhkan minyak tambahan --- pekabaran tentang Pehukuman Orang Hidup itu? Kita sebagai umat Advent telah mengkhotbahkan Pehukuman itu selama seratus tahun atau lebih, tetapi tidak pernah sejenak pun dapat kita melihat, bahwa perumpamaan-perumpamaan ini sedang berbicara tentang Pehukuman, yaitu Pehukuman bagi Orang Hidup. Sekiranya kita belum pernah melihatnya sebelumnya, maka kita sekarang harus mampu melihat dengan jelas, bahwa Pehukuman ini meliputi pemisahan orang-orang benar dan orang-orang jahat.

Anda tidak mungkin dapat mengatakan, bahwa Pehukuman yang sedang kita baca pada Matius 25 ini ialah Pehukuman yang akan berlangsung selama seribu tahun millenium itu, karena umatNya pada waktu itu tidak ada di antara bangsa-bangsa. Adalah pasti kesimpulannya, bahwa ia itu terjadi dalam masa Pehukuman Orang-orang Hidup sewaktu baik orang-orang benar maupun orang-orang jahat bercampur bersama-sama di bumi. Lagipula, karena pekerjaan pemisahan ini berlangsung di antara umat itu sendiri, maka jelaslah, bahwa itu bukan suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan di dalam sorga, melainkan itulah pekerjaan yang akan dilaksanakan di bumi. "Pada waktu itu kelak dua orang di ladang, yang satu akan diambil, tetapi yang lainnya dibiarkan. Dua orang perempuan yang sedang memutar batu kilangan; yang seorang akan diambil, tetapi yang lainnya dibiarkan." Matius 24 : 40, 41. Sebagian orang menyebutnya "kegirangan", namun ia itu adalah agak lain daripada apa yang mereka sangkakan.

Kini kita melihat dengan jelas, bahwa Kristus dalam Matius 25 sedang berbicara mengenai Pehukuman bagi Orang-orang Hidup. Dan dalam kaitan dengan pokok masalah ini kita menemukan, bahwa Maleakhi juga membicarakan perkara yang sama; yaitu, bahwa setelah seorang utusan selesai mempersiapkan jalan, maka Tuhan secara tiba-tiba akan datang ke kaabahNya untuk menyucikannya (Maleakhi 3 : 1). Apabila Ia datang, maka ia itu bukan untuk mengadili orang-orang mati di dalam kaabah sorga, melainkan untuk mengadili orang-orang hidup di dalam kaabah bumi. Dan jika Tuhan akan pergi duduk pada takhtaNya di bumi Ialu menghimpun bangsa-bangsa ke hadapanNya, lalu mengadili dan memisah-misahkan orang banyak itu, maka dimanakah secara khusus Tuhan akan pergi duduk?

Dalam Daniel 2 kita temukan gambaran dan interpretasi mengenai patung besar yang dilihat oleh raja Babil dalam mimpinya. Kita sebagai orang-orang Advent, dan untuk masalah itu, bukan saja kita orang-orang Advent, melainkan juga siswa-siswa Alkitab lainnya, mengakui bahwa patung ini melambangkan bangsa-bangsa dari dunia semenjak dari zaman Babil sampai kepada hari ini. Kita juga memahami, bahwa kerajaan-kerajaan jari kaki itu melambangkan bangsa-bangsa yang ada sekarang. Kini marilah kita baca,

Daniel 2 : 44, 45:
"Maka pada zaman raja-raja ini (raja-raja jari kaki) Allah dari sorga akan mendirikan sebuah Kerajaan, yang kelak tidak pernah dapat dibinasakan; maka Kerajaan itu tidak akan dibiarkan kepada bangsa lain, tetapi Ia itu akan menghancurkan dan menghabiskan semua kerajaan ini, dan Ia itu akan berdiri untuk selamanya. Karena sebagaimana engkau melihat, bahwa batu itu terpotong keluar dari gunung tanpa bantuan tangan, dan bahwa Ia itu menghancurkan besi, tembaga, tanah liat, perak, dan emas; Allah yang besar itu telah memberi tahu kepada raja apa yang akan jadi kelak kemudian dari sekarang; maka mimpi itu adalah pasti, dan interpretasinya pun meyakinkan".

Di sini Daniel menggambarkan bagaimana pemerintah-pemerintah di bumi akan menemui ajal mereka, bukan bagaimana bumi menemui ajalnya. Ia menginterpretasikan batu itu sebagai Kerajaan itu, dan itulah Kerajaan Allah yang akan membantai bangsa-bangsa, bukan kedatangan Kristus dari sorga untuk menjemput umat kesucianNya, seperti yang telah diajarkan oleh kita orang-orang Advent. Yeremiah menamakan Kerajaan itu "senjata perang Allah".

Bahasa yang lebih jelas apa lagi yang dapat digunakan untuk mengatakan, bahwa Kerajaan itu akan diperdirikan sebelum bangsa-bangsa menemui ajal mereka? Kacaunya sebagian orang mempercayai hal ini bukan karena masalah bahasa yang digunakan oleh Alkitab, melainkan karena terkacaunya pengertian kita sejak semula selama bertahun-tahun lamanya; maka satu-satunya jalan bagi kita untuk membuang kekeliruan-kekeliruan kita yang semuIa itu ialah mempercayai apa yang benar-benar dikatakan oleh AIkitab. Sekarang marilah kita melihat kepada,

Yehezkiel 36 : 17 - 19:
"Hai anak Adam, sewaktu isi rumah Israel tinggal di tanah air mereka, mereka telah menajiskannya dengan jalannya sendiri dan dengan segala perbuatannya; jalan mereka itu di hadapanKu adalah bagaikan kecemaran dari seorang wanita yang diasingkan. Oleh sebab itu Ku tuangkan murkaKu atas mereka karena darah yang telah mereka tumpahkan di tanah itu, dan karena segala berhaIa mereka yang telah digunakan menajiskannya; dan Aku mencerai-beraikan mereka itu di antara segala bangsa kapir, sehingga tersebarlah mereka di segala negeri; sesuai dengan jalan-jalannya dan sesuai dengan perbuatan-perbuatannya Aku mengadili mereka itu."

Ayat ini mengatakan, bahwa karena segala kejahatan orang banyak itu, maka Allah telah mencerai-beraikan mereka di seluruh negeri-negeri.

Yehezkiel 36 : 20:
"Maka setelah mereka memasuki bangsa-bangsa kapir ke mana saja mereka itu pergi, mereka menajiskan namaKu yang suci, setelah mereka itu mengatakan kepada mereka (Israel), Inilah umat Tuhan yang keluar meninggalkan tanahNya."

Mereka telah mencemarkan namaNya setelah dikatakan dari hal mereka, bahwa mereka adalah umat Tuhan yang keluar meninggalkan tanahNya. Bukankah suatu penghinaan bagi nama Allah karena bangsa-bangsa Kapir berhasil mengusir keluar umat Allah dari tanah air mereka Ialu menjadi penguasa-penguasa atas mereka, setelah dengan segala keajaiban Allah telah menghantarkan mereka itu ke sana dan meneguhkan mereka menjadi kerajaan yang terbesar, yaitu KerajaanNya di bumi? Tidakkah bangsa-bangsa Kapir itu merasa, bahwa mereka telah berhasil menggagalkan maksud Allah bagi mereka? Karena umat Allah telah mendatangkan kutuk yang besar ini atas diri mereka oleh pendurhakaannya, maka dengan demikian mereka telah mencemarkan nama Allah yang suci itu di tengah-tengah bangsa-bangsa Kapir ke mana saja mereka itu pergi. Telah disampaikan kepada saya berulang kali, bahwa bangsa-bangsa Kapir itu berhasil memperhamba umat Allah karena Allah tidak mampu mempertahankan KerajaanNya sendiri, dan karena itulah Ia tidak dapat menggenapi janjiNya kepada Israel. Demikian inilah namaNya telah dicemarkan diantara bangsa-bangsa kapir, tak lain karena pendurhakaan umat Allah sendiri.

Yehezkiel 36 : 21, 22:
“Tetapi Aku sayang akan namaKu yang suci, yang telah dicemarkan di antara bangsa-bangsa kapir oleh isi rumah Israel, kemana saja mereka itu pergi. Oleh sebab itu, katakanlah kepada isi rumah Israel: Demikianlah firman Tuhan Allah, bahwa bukan Aku meIakukan ini karena sebab kamu, hal isi rumah Israel, melainkan karena sebab namaKu yang suci itu, yang telah kamu cemarkan di antara bangsa-bangsa kapir, ke mana saja kamu pergi."

Adalah karena Allah tidak lagi dapat memaafkan dosa-dosa umatNya sehingga oleh perantaraan bangsa-bangsa Kapir Ia telah harus mencerai-beraikan mereka. Sungguh pun demikian, orang-orang kapir tidak mengetahuinya. Kini Allah mengatakan Ia hendak berbuat sesuatu terhadapnya demi karena namaNya yang suci, bukan karena umatNya terlalu baik. Ayat-ayat berikut menegaskan dengan jelas apa yang akan diperbuatNya.

Yehezkiel 36 : 23, 24:
"Maka Aku akan menyucikan namaKu yang besar, yang telah tercemar di antara bangsa-bangsa kapir, yang telah kamu cemarkan di tengah-tengah mereka itu; maka orang-orang kapir itu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, demikianlah firman Tuhan Allah, apabila Aku kelak disucikan di dalam kamu di hadapan mata mereka itu. Karena Aku akan mengambil  kamu dari antara orang-orang kapir, dan menghimpun kamu dari segala negeri, dan Aku akan membawa kamu ke dalam tanah airmu sendiri."

Kepada mereka yang bertanya bagaimana mungkin Allah mempertahankan namaNya sekarang karena orang-orang kapir telah mencerai-beraikan kerajaan kuno dari umatNya itu kesegala bangsa, maka kita hanya perlu membacakan kepada mereka apa yang Allah firmankan di sini: bahwa Ia akan menghimpun kembali umatNya dari semua negeri, lalu menunjukkan kepada mereka itu dan kepada orang-orang kapir, bahwa Ia masih akan menghormati namaNya dengan cara menyucikan diriNya sendiri di dalam mereka di hadapan mata orang-orang kapir,

Yehezkiel 36 : 25 - 27:
"Pada waktu itu Aku akan memercikkan padamu air bersih, dan kamu akan menjadi bersih; daripada semua kekotoranmu, dan daripada semua berhalamu akan Ku bersihkan kamu. Suatu hati yang baru juga akan Ku berikan kepadamu, dan suatu roh yang baru akan Ku taruh di dalammu; dan Aku akan mengeluarkan hati batu dari dalam dagingmu, dan Aku akan memberikan kepadamu suatu hati daging. Dan Aku akan menaruh di dalammu RohKu, dan membuatmu berjalan dalam peraturan-peraturanKu, maka kamu akan memeliharakan hukum-hukumKu, dan melaksanakannya."

Oleh karena semuanya ini terjadi setelah Allah menghimpun umatNya dari antara orang-orang kapir, maka tidak seorang pun dapat mengelak kenyataan, bahwa jika kita tidak pergi masuk ke tanah itu di mana akan terlaksana penyucian itu, kita tidak dapat disucikan dan kita tidak akan memperoleh hati yang baru dan Roh Allah.

Sesudah kita diambil keluar dari antara orang-orang kapir, maka Allah akan memercikkan air bersih atas kita untuk menyucikan kita. Dengan cara ini kita akan mengerti, bahwa sebelum Allah menghimpun kita dari antara orang-orang kapir kita tidak mungkin dapat menjadi bersih. Sesudah Ia membersihkan kita, kita akan berada tanpa cacad cela. Kita hendaknya ingat, bahwa masa penghukuman itu ialah suatu masa pembersihan juga suatu masa pemisahan. Pehukuman bagi Orang Hidup akan jadi sewaktu Allah membersihkan umatNya daripada semua kekotoran mereka lalu memasukkan ke dalam mereka RohNya dan hati daging. Pekerjaan ini akan dilaksanakan bagi umatNya setelah Allah mengembalikan mereka ke tanah air mereka.

Pasal ini menceriterakan kepada kita, bahwa kita tidak akan pernah bersih sebelum Allah menghimpun kita dari antara semua orang kapir dan membuat kita menjadi sebagaimana sepatutnya. Tetapi iblis ingin meyakinkan kita, bahwa tidak akan ada tanah apa pun ke mana umat Allah akan pergi, juga tidak akan ada pembersihan. Marilah kita membaca selanjutnya:

Yehezkiel 36 : 28:
"Maka kamu akan tinggal di tanah yang dahulu Ku berikan kepada para nenek moyangmu; dan kamu akan menjadi umatKu, dan Aku akan menjadi Allahmu."

Tanah yang dahulu diberikan Allah kepada nenek moyang kita ialah Palestina. Karena bani Israel tercerai-berai, maka namaNya telah tercemar. Maka untuk menunjukkan, bahwa Ia benar-benar memerintah atas bumi ini berikut orang-orangnya, Ia akan menghimpun umatNya keluar dari segala bangsa lalu menempatkan mereka kembali di tanah air mereka lalu menyucikan diriNya di dalam mereka.

Yehezkiel 36 : 29, 30:
"Aku juga akan menyelamatkan kamu daripada semua kecemaranmu; dan Aku akan menumbuhkan gandum, dan akan meningkatkannya, dan tidak akan mendatangkan kelaparan atasmu. Maka Aku akan melipat-gandakan buah pohon, dan hasil ladang, sehingga tidak akan lagi kamu dicela karena kelaparan di antara orang-orang kapir."

Jika tanah nenek moyang kita itu yang di dalam pasal ini berarti sorga, maka tidak akan terdapat orang-orang kapir di sana untuk tidak lagi menyaksikan kecelaan karena kelaparan, sehingga dengan demikian bagian akhir dari ayat 30 itu menjadi tak berguna dan tidak berarti apa-apa.

Yehezkiel 36 : 31:
"Pada waktu itu kamu akan mengenangkan kembali segala kelakuanmu yang jahat, dan semua perbuatanmu yang tidak baik, dan kamu akan benci akan dirimu sendiri pada pemandangan matamu karena segala kejahatan dan karena segala kekejianmu."

Setelah Allah mengembalikan umatNya ke tanah air mereka, dan setelah mengubah hati mereka dan memasukkan ke dalam mereka RohNya, maka mereka akan membenci semua perbuatan jahatnya yang dahulu. Mereka benar-benar akan menyesal. Inilah pembangunan dan reformasi yang diserukan Allah, dan yang akan dikerjakanNya sendiri dalam umatNya.

Sekarang marilah kita melihat kepada pasal berikutnya:

Yehezkiel 37 : 15 - 24:
"Kemudian datang lagi firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Lagipula, hai kamu anak Adam, ambillah olehmu sepotong kayu, laIu tulislah padanya, Untuk Yehuda, dan untuk bani Israel rekan-rekannya; kemudian ambillah sepotong kayu yang lain, laIu tulislah di atasnya, Untuk Yusuf, potongan kayu Ephraim, dan bagi semua isi rumah Israel rekan-rekannya. Lalu gabungkanIah keduanya satu dengan yang lainnya menjadi satu potong kayu, maka keduanya itu akan menjadi satu jua di dalam tanganmu.

''Maka bilamana bani bangsamu kelak mengatakan kepadamu, katanya, Tiadakah engkau mau memberitahu kami apa yang kau maksudkan dengan semuanya ini? Katakanlah kepada mereka, Demikianlah firman Tuhan Hua, bahwasanya Aku akan mengambil kayu Yusuf yang di tangan Ephraim itu dan segala suku bangsa Israel kawan-kawannya, dan Aku akan memperhubungkan mereka dengan dia, yaitu dengan kayu Yehuda dan Ku jadikan mereka itu sepotong kayu jua, maka mereka akan kelak menjadi satu di dalam tanganKu.

''Maka kayu-kayu yang padanya telah engkau tulisi itu hendaklah berada di dalam tanganmu di hadapan mata mereka itu. Lalu katakanlah kepada mereka itu, Demikianlah firman Tuhan Hua, Bahwasanya Aku akan mengambil kelak bani Israel dari antara segala orang kapir kemana mereka itu telah pergi, dan Aku akan menghimpunkan mereka itu dari mana-mana, laIu membawa kembali mereka ke dalam tanah airnya sendiri. Maka Aku akan menjadikan mereka satu bangsa jua di tanah di atas segala pegunungan Israel; dan seorang raja akan menjadi raja atas mereka sekaliannya, dan tiada lagi mereka itu dua bangsa, dan tiada lagi mereka itu dibagi menjadi dua kerajaan. Dan tiada lagi mereka itu akan mencemarkan dirinya dengan berhala-berhalanya, atau dengan perkaranya yang keji atau pun dengan apa pun juga pelanggarannya, melainkan Aku akan melepaskan mereka itu daripada segala tempat mereka itu telah berbuat dosa, dan Aku akan menyucikan mereka itu. Demikianlah mereka akan menjadi umatKu, dan Aku akan menjadi Allahnya. Dan hambaKu Daud akan menjadi raja atas mereka itu, maka mereka semuanya akan memiliki seorang gembala, mereka juga akan berjalan menurut hukum-hukumKu serta mematuhi semua syariatKu dan melaksanakannya."

Kerajaan-kerajaan kuno Yehuda dan Israel itu telah tercerai-berai. Tetapi kini Tuhan berfirman, bahwa Ia hendak membawa keduanya kembali ke tanah air mereka, dan akan menggabungkan mereka menjadi sebuah kerajaan saja, di mana Ia akan menyucikan diriNya di dalam mereka. Apabila Allah melakukan hal ini bersama-sama dengan umatNya, maka orang-orang kapir akan mencari tahu siapa sebenarnya Allah dan apa rencana-rencanaNya di bumi ini.

Saya yakin, bahwa persoalan mengenai Kerajaan adalah salah satu dari semua persoalan yang paling jelas. Sesungguhnya, yang dibicarakan Alkitab mengenai Kerajaan tidak perlu lagi diberi interpretasi selanjutnya, kalau saja kita percaya pada apa yang dikatakan Alkitab, karena ia itu dengan jelas telah menegaskan seperti yang dimaksudkan, dan adalah sama dengan seluruh nubuatan-nubuatannya, perumpamaan-perumpamaanya, maupun lambang-lambangnya. Satu-satunya kesulitan yang mungkin ada ialah, karena kita telah memeliharakan pengertian yang salah di dalam ingatan kita, bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah apa pun di bumi sebelum kedatangan Yesus kedua kali, maka pendapat sedemikian itu harus dibuang, karena ia itu tidak berlandaskan firman.

Juga Daniel yang berbicara mengenai Kerajaan Allah, mengatakan, bahwa ia itu tidak akan diserahkan kepada bangsa lain, melainkan ia akan berdiri untuk selamanya, dan akan bertumbuh lalu memenuhi seluruh bumi.

Sekalipun akan ada hanya 144.000 yang akan "terpotong keluar" oleh kuasa Allah sendiri lalu dibawa ke Gunung Sion, namun mereka sebagai "hamba-hamba", dan sebagai buah-buah pertama (Wahyu 7 : 1 - 8 dan Wahyu 14 : 1 - 5), akan mengumpulkan rombongan besar dari Wabyu 7 : 9, 10 yang tidak seorang pun dapat menghitung jumlahnya. Demikian inilah mereka akan memperluas Kerajaan itu yang pada akhirnya akan memenuhi bumi. Itulah yang direncanakan Tuhan untuk dilaksanakan bersama-sama dengan umatNya.

Jika kita ingin termasuk di antara lima anak dara yang bijaksana itu, maka kita tidak akan mau bertikai melawan Allah yang sedang mendirikan KerajaanNya, melainkan kita akan mempelajarinya lalu dengan demikian mendapatkan "minyak tambahan" itu, kita akan memajukannya, dan tentu kita pun akan berdoa dengan penuh pengertian sesuai yang diajarkan oleh Kristus sendiri kepada kita:

“Datanglah KerajaanMu,
Jadilah KehendakMu Di Bumi
Seperti Halnya Di Dalam
Sorga”